Tidak terasa enam bulan sudah aku menjadi seorang guru, profesi yang awalnya tidak pernah aku sukai. Entah mengapa bagiku, menjadi seorang guru merupakan profesi yang berat, kalau menjadi guru haruslah bersungguh-sungguh, niat itu telah keluar dari hati yang terdalam.
Terlalu sayang rasanya jika berprofesi menjadi guru hanya karena tidak ada pekerjaan lain. Atau beralasan, perempuan kalau mau bekerja jadi guru aja, karena kerja jadi guru tidak menyita waktu, banyak liburnya, banyak waktu luang. Nah, kalau hanya karena alasan itu, sudah tidak perlu deh kamu bekerja.
Terlalu menyedihkan memang bila kenyataan hal itu yang terjadi. Apa jadinya masa depan anak bangsa bila gurunya berpikir demikian. Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? itulah pertanyaan yang selalu menggantung dibenakku. Apakah aku bersungguh-sungguh menjadi seorang guru?
Selama menjadi guru banyak cerita yang aku alami, banyak orang yang aku temui. Yang paling menarik adalah saat aku bertemu dengan murid yang mirip dengan seseorang yang pernah aku cintai dulu. Bocah kelas sepuluh itu benar-benar mirip dengan seseorang sewaktu dia masih kecil. Aneh bisa ada kemiripan seperti itu, dan aku jadi sering ingin melihat wajahnya, seminggu sekali saat aku mengajar di kelasnya adalah saat-saat yang paling kusukai.
Tapi bukan berarti aku harus menyukai bocah ingusan itu, aku hanya merasa senang melihatnya, tidak ada rasa yang membangkitkan kenangan masa lalu karena kemiripan itu lantas aku jadi jatuh cinta padanya. Itu tidak mungkin terjadi.
Lalu cerita yang menggelitik, hanya karena terlalu dekat dengan salah satu muridku yang duduk dibangku kelas dua belas. Aku disangkanya jatuh cinta pada muridku itu, Ya Tuhan... tidak mungkin rasanya kejadian seperti itu terjadi dalam hidupku. Dengan alasan apa aku harus jatuh cinta pada bocah yang delapan tahun lebih muda dariku. Bagiku dia dan murid-muridku yang lain adalah sama, tidak ada cinta yang lain, tak pernah aku memandang dia dengan hati.
Sekarang untukku cinta spesial seperti itu akan mendapat posisi kedua dalam hidupku, yang paling utama bagiku sekarang adalah karir agar aku bisa membantu kedua orang tuaku terutama ibuku. Meski ku tak tahu kapan datangnya cinta sejati dalam hidupku dan kuharap cinta sejati itu segera datang menjemputku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar