Minggu, 27 November 2011

Resensi Drama, Putri Huan Zhu 2



Ini adalah cerita lanjutan dari Putri Huan Zhu 1. Kali ini kisahnya lebih keren lagi karena di drama ke dua ini muncul Ibu Suri yang biasa dipanggil Lou Fo Ye setelah berdoa di kuil-kuil bersama Putri kesayangannya Cing Er (yang selalu melayaninya). Lou Fo Ye ini benar-benar ga suka sama kedua putri yang tiba-tiba muncul di istana.

Tantangan Putri Huan Zhu dan Putri Zhi Wei semakin besar karena yang dia hadapi bukan hanya Ratu dan dayangnya yang jahat tapi juga Ibu Suri yang ga menyukai mereka. Dan pertunangan mereka nyaris dibatalin. Raja sendiri jadi serba salah karena dia nggak bisa terus membela anak emas kesayangannya, karena yang dihadapi raja kali ini bukan hanya istrinya saja tapi ibunya sendiri.

Wu A Ke mati-matian mengajari Xiao Yan Zhi agar mau belajar membaca pepatah dan puisi sampai berkesan memaksa. Tapi hal itu malah membuat Xiao Yan Zhi marah-marah, dia kesal karena tiba-tiba saja Wu A Ke pengen dia pandai membaca pepatah, padahal sebelumnya dia mengatakan menyukai Xiao Yan Zhi yang apa-adanya.

Xiao Yan Zhi mengira Wu A Ke sudah berubah dan tidak menginginkan dia lagi. Kemudian dia memutuskan kabur dari istana. Dan malah bertemu dengan sepasang suami istri pemilik kedai catur yang suka menyiksanya.

Hubungan Xiao Yan Zhi dan Wu A Ke bermasalah bukan berarti hubungan Er Kang dan Zhi Wei berjalan mulus. Mereka juga memiliki masalah sendiri, hubungan yang tidak direstui oleh Lou Fo Ye karena Zhi Wei merupakan anak haram Raja dari hasil hubungan gelap dengan rakyat biasa.

Lou Fo Ye malah ingin Er kang menikah dengan Cing Er yang dianggap sepadan. Belum lagi masalah Jinsuo yang jatuh cinta sama Er Kang. Pertengkaran pun terjadi diantara Er Kang dan Zhi Wei. Tapi meskipun Cing Er yang merupakan Putri kesayangan Lou Fo Ye malah selalu menolong Xiao Yan Zhi dan Zhi Wei saat mereka terlibat masalah dengan Lou Fo Ye.

Di babak kedua kali ini diceritakan juga Raja yang punya kuasa dan bisa menikahi perempuan mana pun yang dia suka, sekalipun perempuan itu umurnya hanya dua tahun lebih tua dari anak angkatnya. Adalah Putri Han Xiang yang berhasil memikat hati sang Raja karena Han Xiang ini selain cantik dia juga memancarkan bau harum alami di tubuhnya sampai berhasil memanggil kupu-kupu.

Sebenarnya memang Han Xiang ini dihadiahkan oleh Ayahnya agar peperangan antara suku Han dan suku Hui mereda. (tega banget ya ada ortu yg jual anaknya) Han Xiang ini keturunan suku Hui yaitu suku yang memeluk agama islam, (Sayang ceritanya disin Han Xiang ga jelas dia itu islam atau bukan). Tapi Han Xiang ini ternyata punya kekasih bernama Meng Dan mereka saling mencintai sejak kecil.

Kemudian Meng Dan bertemu dengan Pangeran kelima dan Er Kang yang saat itu mengawal permaisuri Han Xiang yang ingin mengantarkan kepulangan Ayahnya kembali ke suku Hui. Mulailah keterlibatan Putri Huan Zhu, Putri Zhi Wei, Er Kang dan Wu A Ke dalam cinta segitiga antara Raja, Han Xiang dan Meng Dan.

Empat sekawan ini mati-matian memisahkan Han Xiang dan Raja demi menyatukan kembali Han Xiang dan Meng Dan. Sampai mereka membawa lari Han Xiang dan membohongi raja. Tapi kebohongannya tetap ketahuan juga. Raja pun murka dan mereka diancam akan dihukum penggal.

Ga terima dengan keputusan Raja, Wu A Ke dan Er Kang berhasil kabur dari penjara. Lalu detik-detik terakhir saat Putri Huan Zhu dan Putri Zhi Wei dibawa ke lokasi hukuman penggal, mereka bersama Meng Dan, Liu Hung dan Liu Qing berhasil bekerja sama menculik tahanan. Lalu berhasil juga menculik Jinsuo yang saat itu akan dikirim ke Mongol.

Kemudian mereka memutuskan untuk kabur ke Dali. Selama perjalanan mereka selalu dibantu oleh pendekar misterius yang membawa suling dan pedang, Xiao Jian. Laki-laki ini sangat baik hati dan menolong mereka, terutama Xiao Yan Zhi. Entah kenapa perhatiannya selalu untuk Xiao Yan Zhi, sampai membuat Wu A Ke cemburu.

Dalam pelarian kedua putri, pangeran, pengawal Raja dan dayang ini tentu ga berjalan mulus. Rintangan selalu menghadang sampai membuat Jinsuo jatuh ke jurang dan mata Zhi Wei jadi buta. Tapi sekalipun mereka mendapat masalah, mereka selalu menolong orang yang mengalami masalah. Seperti memecahkan masalah Su Su, perempuan yang hampir mati di hukum bakar karena hamil diluar nikah, memberi makan para gelandangan dan membebaskan seorang anak perempuan, Xiao Ke Ce dari cengkraman Ayahnya yang jahat dan selalu menyiksanya.

Kemudian sebuah rahasia terkupas, Xiao Jian yang semula mengatakan sedang mencari adik laki-lakinya ternyata adalah kakak kandung Xiao Yan Zhi. Saat dia dan Wu A Ke beradu pedang karena Wu A Ke yang cemburu tiba-tiba menyerang Xiao Jian, saat itulah Xiao Jian memberitahukan hubungannya yang sebenarnya dengan Xiao Yan Zhi.

Xiao Yan Zhi tentu saja terkejut begitu juga dengan teman-temannya yang lain, mereka tidak mengira adik yang dicari Xiao Jian ternyata teman mereka sendiri. Xiao Jian lalu menceritakan tentang kedua orang tua mereka yang mati dibunuh orang. Xiao Yan Zhi sangat bahagia karena bertemu dengan kakak kandungnya yang sudah dua puluh tahun terpisahkan itu.

Cerita ini berakhir dengan pernikahan Wu A Ke dan Xiao Yan Zhi, Er Kang dan Zhi Wei, Liu Qing dan Jinsuo lalu pertemuan Xiao Jian dan Cing Er.

Setelah Raja berhasil menemukan ketiga anaknya, Raja sendiri yang turun tangan membujuk mereka agar pulang. Akhirnya mereka membatalkan rencana mereka kabur ke Dali dan memilih pulang kembali ke Istana karena merasa terharu pada sang Raja yang muncul sebagai Ayah yang sedang mencari ketiga anaknya.

Lou Fo Ye pun akhirnya menyetujui hubungan mereka, karena terharu melihat cinta mereka yang abadi. Ratu dan Rong Momo pun menyadari kesalahan mereka dan meminta maaf.

Sekuelnya kali ini cukup menyedihkan dan sedikit menegangkan tapi tetap lucu. Yang menarik dari cerita ini adalah saat ending cerita, dimana setelah mereka menikah. Ternyata Xiao Yan Zhi dan Zhi Wei salah masuk kamar pengantin. Xiao Yan Zhi masuk ke kamar pengantin Er Kang dan Zhi Wei masuk ke kamar Wu A Ke.

Dasar putri Huan Zhu, disaat acara sakral gitu malah dibikin lucu dengan ketuker pengantin perempuan. Lalu pas Wu A Ke lagi mencium Xiao Yan Zhi malah dikagetin sama orang-orang yang mengintip dibalik pintu. Xiao Yan Zhi yang mengira ada maling langsung mengeluarkan jurus meringankan tubuh, dan dia ga nyadar saat itu ujung pakaiannya diikat dengan pakaian pangeran kelima. Jadi saat Xiao Yan Zhi loncat, Wu A Ke ikut kebawa, alhasil mereka malah jatuh dilantai.

Yang kerennya, cinta tulus Wu A Ke sama Xiao Yan Zhi diperlihatkan dengan jelas dalam cerita ini. Seperti apapun Xiao Yan Zhi, Wu A Ke tetap mencintainya. Sekalipun sikapnya selalu kasar pada tunangannya sendiri. Begitu juga dengan cinta Er Kang pada Zhi Wei.

Tapi kadang gue mikir ini pangeran buta apa ya, kok bisa suka sama cewek begitu sih, padahal jelas banget Xiao Yan Zhi ga ada apa-apanya dan ga ada manis-manisnya tapi cintanya ga luntur-luntur. padahal dia kan bisa dapetin perempuan mana pun yang lebih memiliki segalanya dibandingkan Xiao Yan Zhi.

Yah, namanya juga dongeng justru hal yang jarang terjadi di dunia nyata seperti ini yang disukai oleh pembaca ataupun penonton. Dan termasuk gue sendiri yang menyukai kisah cinta seperti ini.

1 komentar:

lilo mengatakan...

Udah lama ya resensinya. Tapi ada sedikit koreksi nih.

Di serial, HanXiang justru jelas banget beragama Islam. Demi dia bersedia jadi selir, bahkan Kaisar secara tersurat mengatakan akan mengizinkan HanXiang menjalankan Islam sbg agamanya, membangunkan masjid, menghadiahi Al-Qur'an. HanXiang juga menolak menghormat pada Ibu Suri dan Permaisuri krn di dalam Al-Qur'an, semua orang setara. Akhirnya, ketika HanXiang nyaris meninggal setelah minum racun, kedua dayangnya (yg dibawa serta dari Uyghur) melepasnya dengan melafalkan Al-Fatihah berulang-ulang (semacam Yasinan kalau di Indonesia, mungkin).