Sabtu, 26 November 2011

Bolehkah Aku Menulis Namamu Dihatiku

Bolehkah aku menulis, menulis namamu dalam bongkahan hatiku
Dengan pahat emas
Aku tak akan perduli walau itu sakit, walau hatiku hancur akibatnya
Tapi aku tetap ingin mengukirnya
Dan menyimpannya sebagai kenangan
walau suatu hari nanti kan ada nama lain di hatiku
Tapi namamu tetap kan berada di sisi hatiku yang terdalam

Tak perlu kau tanya mengapa
Karena bagiku kau amat berarti
Bagai pagar yang kan melindungi bunga dari terpaan angin
Begitulah hadirmu untukku
Bagai cahaya yang menyinari hati ini
Itulah pertama kalinya kujumpa denganmu

Tiga belas tahun yang lalu
Hadirmu menebar senyum dibibirku
Menggetarkan jantungku
Wajahku merona merah dadu
Aku pun tersipu malu

Kala kupandang wajah yang demikian rupawan
Terbetik tanya di hati
“Siapakah pemilik wajah rupawan ini?”
Sungguh hatinya pun sama tampannya

Sebelah tangan ini bahkan telah terulur
Ingin menyapa
Ingin bertanya
Namun kuurungkan niat
Karena kemudian kutahu kau bukan kumbangku
Kau hanya sepenggal cerita dalam hidupku
Namun Meski hanya semenit getar itu kurasakan
Keindahan lebih berarti tiga belas tahun lamanya

Rangkasbitung, September 2010

Tidak ada komentar: